4 Desa Wisata di Lombok yang Menjadi Sentra Tenun Khas Lombok

Mencoba menenunu di Desa Wisata Sentra Kain Tenun Lombok

Nyesek atau menenun merupakan bagian dari budaya tradisi suku sasak, Lombok yang terus diwariskan turun temurun oleh perempuan suku Sasak, Lombok. Dalam tradisi suku sasak kemampuan nyesek atau menenun menjadi indikator  kedewasaan seorang perempuan sehingga kemampuan menenun menjadi syarat perempuan suku sasak boleh menikah.

Kain tenun Lombok digunakan dalam kegiatan-kegiatan adat sasak terutama dalam prosesi pernikahan adat suku sasak. Namun kini, kain tenun Lombok semakin terkenal sehingga penggunaan kain tenun Lombok ini semakin luas. Desa-desa yang menjadi sentra pengerajin kain tenun pun menjadi ramai dan menjadi salahsatu destinasi wisata di Lombok yang popular. Berikut ini beberapa desa di Lombok yang menjadi sentra pengerajin kain tenun Lombok :

1. Desa Sukarara

Sandiaga Uno mecoba menenun Songket di Desa Sukarara
Sandiaga Uno mecoba menenun Songket di Desa Sukarara, Foto : detik.com

Desa Sukarara merupakan salah satu desa wisata yang terkenal bahkan menjadi ikon budaya pulau Lombok dalam hal Tenun menenun. Desa Sukarara berlokasi di Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, NTB. Desa Sukarara ini sekitar 25 km bisa menggunakan mobil pribadi atau menggunakan taksi online sekitar 30 menit dari Kota Mataram atau 15 menit dari Bandara International Lombok.

Di Desa Sukarara anda akan banyak menemukan inaq-inaq (Bahasa sasak yang artinya Ibu-Ibu) sedang menenun karena menenun adalah pekerjaan para perempuan Sasak. Selain itu anda tiak tidak hanya bisa melihat para inaq menenun, tapi juga bisa belajar menenun kain. Anda akan diajari oleh inaq, mulai dari memasukkan benang, membuat motif, hingga menenenunnya. Kain tenun Desa Sukarara memiliki motif yang khas diantara nya motif wayang, subahnale, keker atau merak, bintang empet, dan alang atau lumbung. Masing masing motif kain tenun sukarara memiliki makna filosofis yang khas. Menurut inaq-inaq penenenun di desa sukara motif yang paling sulit pengerjaannya adalah motif subahnale.

Nah bagi anda yang ini membeli kain tenun bisa juga langsung membeli dipenenunnya atau ke galeri-galeri yang ada di desa sukarara. Di galeri-galeri yang ada desa sukarara anda dapat membeli berbagai kerajian mulai dari kain tenun, kain ikat, tas tenun, hingga topi. Semua kerajinan ini dibuat oleh masyarakat Desa Sukarara. Adapun pembuatan kain tenun membutuhkan kesabaran dan ketelitian yang tinggi. Maka, tidak heran jika harganya mulai dari Rp 150.000 hingga Rp 500.000.

Berfoto dengan kain tenun pakaian adat lombok di desa sukarara
Berfoto dengan kain tenun pakaian adat lombok di desa sukarara, foto :@nuurariffin

Selain menenun dan membeli kain tenun anda juga bisa berfoto menggunakan baju adat sasak di rumah-rumah adat yang ada di desa sukarara. Pakaian untuk perempuan bernama lambung dan songket, sedangkan pakaian untuk laki-laki bernama pegon.  Lambung terdiri dari terusan hitam tanpa lengan, dengan kerah berbentuk huruf v serta sedikit hiasan.  Pakaian ini menggunakan kain pelung, an ditambah selendang yang menjuntai di bahu kanan bermotif ragi, yang merupakan jenis khas kain songket sasak. Selanjutnya dipadukan dengan ikat pinggang anteng yang dililitkan di pinggang kiri. Bagian bawahnya berupa songket sampai lutut. Biasanya pakaian adat ini dikenakan perempuan suku sasak ketika menyambut tamu.  Sementara itu, pegon dipakai laki-laki ketika upacara adat dan bangsawan suku sasak.

2. Desa Sade

Desa Adat Sade, Lombok Tengah
Desa Adat Sade, Lombok Tengah, Foto: wego.com

Desa Sade merupakan salah satu desa wisata yang terkenal dan menjadi etalase budaya tradisional lombok. Jika anda akan berkunjung ke Pantai Kuta atau Pantai Tanjung Aan Lombok atau Sirkuit MotoGP Mandalika, sayang jika anda tidak mapir di Desa Sade. Desa Sade berlokasi di daerah Rembitan, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, NTB. Lokasi Desa Sade sekitar 11  km dari Bandara Internasional Lombok  untuk berkunjung kesana anda bisa menggunakan mobil pribadi atau menggunakan taksi online sekitar 17 menit dari Bandara International Lombok. Lokasi Desa Sade satu jalur dengan jalan menuju Kuta Lombok dari Bandara Internasional Lombok. Jika anda dari Mataram menuju desa Sade, anda perlu menempuh perjalanan 40 km, sekitar 50 menit dengan mobil.

Proses Nyesek atau Menenun Kain Tenun Khas Lombok oleh perempuan sasak
Proses Nyesek atau Menenun Kain Tenun Khas Lombok oleh Perempuan Sasak, foto: tiket.com

Di Desa Sade anda akan menemukan sebagian besar perempuan di desa ini sedang menenun dan memajang hasil karyanya di depan rumah mereka. Para penenun menggunakan alat tradisional yang disebut Berire untuk membuat kain tenun. masyarakat desa sade menggunakan bahan-bahan alami dalam proses menenun. Sebagai pewarna penenun desa sade menggunakan diantaranya warna kuning yang dihasilkan dari kunyit, warna merah yang berasal dari tumbuhan Mengkudu, warna hijau berasal dari daun Kecipir, dan warna merah muda berasal dari serabut kelapa. Daun kelor atau sirih dengan air kapur untuk warna biru. Untuk menyelesaikan 1 kain tenun, penenun membutuhkan waktu sekitar 1 minggu.

Selain Itu motif kain tenun Desa Sade sangat khas  dan dipengaruhi oleh budaya yang diwarikan turun temurun. dan setiap motif kain tenun desa sade memiliki makna filosofis masing-masing diantaranya motif elolot, Tapok Kemalo, Batang Empat, Ragi Genap, Kembang Komak, dan Kain Bereng (Hitam).

Selain Kain tenun, di desa sade anda akan menemukan berbagai pagelaran budaya Sasak diantaranya Gendang Beleq, Peresean dan rumah tradisional suku sasak yang lantainya dibuat dari campuran kotoran sapi.

3. Desa Pringga Sela

Nyesek atau Menenun Kain Didesa Pringgasela Lombok Timur
Nyesek atau Menenun Kain Didesa Pringgasela Lombok Timur foto : tiket.com

Desa Pringgasela merupakan salah satu desa wisata di Lombok Timur. Desa Pringgasela berlokasi berada di Kecamatan Pringgasela Kabupaten Lombok Timur NTB. Lokasi Desa Pringgasela sekitar 40  km dari Bandara Internasional Lombok  untuk berkunjung kesana anda bisa menggunakan mobil pribadi  sekitar 1 jamt dari Bandara International Lombok. 

Sama halnya dengan desa lain, nyesek atau menenun kain merupakan pekerjaan perempuan. Para penenun menggunakan alat tradisional. Masyarakat desa pringgasela juga menggunakan bahan-bahan alami dalam proses menenun. Bahan pewarnaannya diambil dari lingkungan sekitar menyesuaikan musim yang ada seperti musim manggis maka kulit manggis dimanfaatkan sebagai zat pewarna. Jika ada pohon nangka atau mengkudu yang tumbang maka potongan-potongan kecilnya dimanfaatkan sebagai zat warna. Limbah yang dihasilkan dari proses ini antara lain sisa-sisa pewarna benang, masih bisa digunakan hingga 3-5 kali pencelupan. Jika sudah tidak menghasilkan warna, dapat menjadi bahan bakar perebusan zat warna, abu bakarnya dapat digunakan sebagai pembersih lumut serta alat-alat dapur. Namun karena berbagai keterbatasan  diantaranya tenun yang menggunakan pewarna alam berwarna lebih pucat dengan pilihan warna yang tidak banyak, hal ini menjadi salah satu alasan banyak penenun di desa ini menggunakan benang tenun yang diwarnai dengan pewarna kimia untuk mengikuti permintaan pasar yang menginginkan warna-warna cerah dan terang. Selain itu, dengan proses yang lebih lama harga jual tenun yang menggunakan pewarna alam lebih mahal. Berikut ini adalah berbagai motif dari Tenun sesek yang menggunakan pewarna alam.

Motif Kain Tenun Khas Pringgasela Lombok Timur
Motif Kain Tenun Khas Pringgasela Lombok Timur

Motif Pasung bayan, Ragi berincik dan Ragi genil merupakan motif leluhur yang berusia di atas 70 tahun dan disimpan secara turun-temurun. Motif-motif leluhur yang banyak disimpan oleh para penenun memiliki kecenderungan bermotif kotak dan berwarna gelap seperti biru tua atau hitam dengan menggunakan teknik pewarnaan yang lebih lama dan lebih rumit, antara lain untuk mendapatkan warna hitam celupan benang harus diperam dalam gentong dan dikubur di tanah selama berbulan-bulan. Motif Sundawa, Sari Menanti berbelah songket dan Dulang Emas merupakan motif pengembangan menyesuaikan keinginan pasar. Motif-motif pengembangan ini memiliki ciri khas garis berkelompok, sesekali diberi motif songket dengan benang pakan jika menggunakan pewarna alam maka warna-warna pilihan adalah aneka warna pastel menyesuaikan bahan pewarna yang tersedia saat itu.

3. Desa Sasak Ende

Desa Adat Sasak Ende, Sengkol, Lombok Tengah
Desa Adat Sasak Ende, Sengkol, Lombok Tengah

Desa Sasak Ende terletak di Sengkol, Pujut Lombok Tengah NTB, Berjarak kurang lebih 9 km dari Bandar Udara Internasional Lombok. Desa Sasak Ende berdekatan dengan Desa Sade. suasana Desa ini mirip dengan desa Sade. Lokasinya pun satu jalur dengan Desa Sade. Jika anda akan berkunjung ke Pantai Kuta atau Pantai Tanjung Aan Lombok atau Sirkuit MotoGP Mandalika, anda dapat mampir di desa sasak Ende.

Untuk mencari kain yang anda idamkan, anda dapat menuju toko pusat oleh-oleh yang berada di tengah desa. Nggak hanya membeli kain, anda juga dapat belajar menenun langsung di Desa Sasak Ende.

Komentar