4 Motif Tembe Nggoli, Kain Tenun Khas Suku Mbojo Bima Dompu, NTB, yang Paling Populer
Motif dan warna kain tenun Tembe Nggoli di Desa Ranggo, Kecamatan Pajo, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat adalah motif-motif tradisional seperti garis, geometris, bunga, dan tumbuhan. Motif ini tidak terlepas dari adanya aturan adat yang menentukan bentuk apa saja yang dapat dijadikan motif pada kain tenun, dan juga karena kuatnya pengaruh ajaran agama Islam yang tidak memperbolehkan menggunakan bentuk makhluk hidup sebagai bentuk motifnya. Sedangkan warna kain tenun Tembe Nggoli terdiri dari warna kuning, hijau, biru, merah muda, merah, biru tua, biru muda, hitam, dan putih.
Dalam kehidupan masyarakat Dompu Nusa Tenggara Barat tidak terlepas dari simbol yang mengandung makna filosofis. Begitu juga dengan Kain Tenun Tembe Nggoli Khas Bima dan Dompu yang memiliki makna simbolik dibalik motif. Simbol-simbol ini merupakan hasil karya atau perilaku manusia yang dituangkan dalam sebuah seni tenun yang mempunyai makna dalam kehidupan masyarakat. Berikut ini tipe-tipe motif dan warna kain tenun Tembe nggoli beserta makna-makna simbolis yang terkandung di dalamnya :
1. Motif Nggusu Waru
Nama motif Nggusu Waru diambil dari banyaknya jumlah motif Ncori Waji, jika disusun membentuk sebuah bunga delapan kelopak didalamnya. Motif ini melambangkan delapan sifat yang harus dimiliki yaitu, berbudi pekerti luhur, suka membantu, sopan, jujur, bekerja keras dan mempunyai jiwa pemimpin. Bentuk motif Nggusu Waru atau delapan sudut adalah gabungan dari dua buah bentuk motif yaitu, bentuk Ncori Waji dan bentuk kotak. Bentuk Ncori Waji dalam motif ini disusun berhimpitan sehingga berbentuk delapan Ncori Waji yang tersusun rapi dan terlihat seperti bunga yang bermekaran. Ukuran yang diterapkan dalam pembuatan motif ini dari susunan Ncori Waji yang berada di pinggir, jarak tepi pinggir ke tengah motif dengan ukuran 3 cm merupakan penataan motif secara berhimpitan, sedangkan ukuran pembuatan motif di bawahnya dengan ukuran 2 cm dari motif bentuk kotak-kotak. Sedangkan penerapan motif–motif ini adalah selalu harmonis dan panjang kain tenun Tembe Nggoli Nggusu Waru ini adalah 3 m serta lebarnya 70 cm.
Sebelum bentuk motif diterapkan, langkah awal yang perlu diperhatikan yaitu membuat pola. Pada pembuatan pola ini dibuat terlebih dahulu pola motif pokok Ncori Waji, seperti kain tenun Nggusu Waru yang diawali dengan pembuatan pola dari susunan delapan helai menjadi bentuk persegi panjang. Dalam pembuatan pola diharuskan teliti dalam menggambar, karena pola ini yang menentukan hasil akhir dalam pembuatan tenun Tembe Nggoli Nggusu Waru dalam pembuatan pola dikerjakan oleh seseorang yang benar-benar menguasai teknik memasukan motif dalam tenun. Komposisi penerapan motif berbeda, ada yang saling berhimpitan dan ada yang saling merebah. Bentuk Ncori waji pada bagian pinggir kain posisinya saling berhimpitan sehingga bentuk kotak-kotak tidak kelihatan, sedangkan untuk bagian tengah kain posisi bentuk Ncori Waji ada yang saling berhimpitan dan merebah sehingga bentuk kotak-kotak kelihatan. Motif yang merebah jaraknya sama, yaitu lebar 8 cm, dan panjang 8 cm. Ukuran motif untuk bagian pinggir kain lebarnya 20 cm dan panjang 180 cm, pasangan motif untuk bagian tengah kain lebar 90 cm dan panjang 40cm.
A. Warna Motif Nggusu Waru
Warna kain tenun Tembe Nggoli Nggusu Waru menggunakan warna merah tua atau merah maron dan biru tua dari benang Nggoli sebagai warna dasar kain, sedangkan untuk warna motifnya menggunakan warna kuning dari benang emas. Antara benang merah dan benang biru pada warna dasar kain saling tumpah tindih, sehingga membentuk motif kotak-kotak kecil.
B. Makna simbolis Motif Nggusu Waru
Makna simbolik tenun Tembe Nggoli Nggusu Waru adalah dihitung dari banyaknya jumlah bentuk Ncori Waji. Motif Nggusu Waru memiliki arti delapan sendi kepemimpinan manusia Ciri-ciri idealnya seorang pemimpin harus memenuhi delapan persyaratan sebagai berikut :
- Macia ima ro ma taqwa (yang kuat imannya dan yang taqwa).
- Mantau ilmu ro ma bae ade (berilmu berpengalaman serta berwawasan).
- Mbani ro disa (berani menegakkan yang haq dan membasmi yang bathil)
- Malembo ade ro mapaja sara (sabar dan tenggang rasa).
- Mandiga nggahi labo rawi (segala sesuatu yang diikrarkan harus dilaksanakan).
- Mataho hidi ro tohona (yang gagah lahir dan batin).
- Londo ro mai dou ma taho (berasal dari keturunan yang baik).
- Mataho mori ro woko (memiliki kekayaan lahir dan batin).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motif kain tenun Tembe Nggoli Nggusu Waru memiliki arti delapan sifat yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin yaitu, beriman dan bertakwa, memiliki ilmu dan pengetahuan yang luas, cerdas dan terampil, bertutur kata yang halus dan sopan, bertingkah laku yang sopan, berasal dari keturunan yang baik, sehat jasmani dan rohani, mampu memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari . Dari kedua uraian di atas memiliki arti yang sama secara makna filosofis namun, memiliki susunan bahasa yang berbeda.
2. Motif Gari atau Garis
Nama motif ini diambil dari bentuk motif yang mengedepankan garis sebagai motif pokok pada kain tenun Tembe Nggoli. Motif Gari atau garis mengandung makna bahwa manusia harus bersikap jujur dan tegas dalam mengambil sebuah keputusan, seperti lurusnya garis. Kain tenun ini biasa digunakan oleh laki-laki dalam keseharian seperti berladang, sholat dan aktifitas sehari-hari. Motif ini terdiri dari dua buah bentuk motif yaitu, bentuk garis dan kotak-kotak dengan penerapan berulang-ulang pada kain tenun. Ukuran yang diterapkan dalam pembuatan motif ini adalah bentuk garis berukuran 2 m sampai 3 m tergantung panjang kain yang dihasilkan dan bentuk kotak-kotak berukuran lebar 8 cm dan panjang 10 cm. Tidak semua bentuk kotak-kotak berukuran 8 cm x 10 cm, ada yang lebih besar dan ada yang lebih kecil dari ukuran tersebut tergantung permintaan pasar. Komposisi penerapan motif dilakukan berulang-ulang pada kain tenun yang dihasilkan atau pola pengulangan untuk motif tersebut.
A. Warna Kain Motif Gari atau Garis
Kain tenun Tembe Nggoli motif Gari atau garis menggunakan warna-warna cerah seperti merah, merah muda, hijau, biru muda, biru tua, kuning, hitam dan putih yang melambangkan kejujuran dan ketegasan namun tetap bersahaja. Salah satu contoh tenun Tembe Nggoli dengan warna dasar biru muda, dan warna motif merah muda, kuning, dan biru tua ketiga warna ini bertumpah tindih membentuk motif Gari atau garis seolah membentuk kotak-kotak.
B. Makna Simbolik Motif Gari atau Garis
Makna simbolik dari kain tenun Tembe Nggoli motif Gari atau garis adalah manusia harus bersikap jujur dan tegas dalam melaksanakan tugas, seperti lurusnya garis. Pada masyarakat Dompu garis lurus disebut Gari Ma Rombo, lurus dalam artian disini adalah kejujuran yang harus terus melekat pada diri manusia sepahit apapun hidup yang dijalani. Motif garis pada kain tenun Tembe Nggoli memiliki arti sikap tegas dalam melaksanakan tugas, sikap yang lazim dimiliki oleh masyarakat Maritim.
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa garis memiliki arti yang sangat mendalam bagi masyarakat Dompu dalam tata kehidupan bermasyarakat yang harus menjunjung tinggi nilai kejujuran dan tegas dalam bersikap. Berikut adalah penggunaan kain tenun Tembe Nggoli pada Rimpu.
3. Motif Nggusu Upa
Kain tenun Tembe Nggoli motif Nggusu Upa terdiri dari dua macam bentuk motif, pada penerapannya motif diawali dengan pembuatan pola yang letaknya secara berhimpitan sebagai pola pokok, nama motif diambil dari banyaknya bagian motif tersebut dengan penerapan motif saling berhimpitan. Motif ini biasa digunakan oleh wanita. Hal ini dibuktikan dengan penggunaan motif belah ketupat pada pakaian wanita. Ukuran yang diterapkan dalam pembuatan tenun Tembe Nggoli Nggusu Upa adalah ukuran bagian pinggir kain adalah lebar motif 20 cm dan mengikuti panjang kain 2 m sampai 3 m, sedangkan untuk bagian tengah kain adalah lebar motif 10 cm dan panjang 15 cm mengikuti lebar kain 70 cm. Sebelum kedua motif diterapkan maka membuat pola terlebih dahulu. Pada buatan pola ini dibuat pola dengan motif pokok belah ketupat.
A. Warna Motif Nggusu Upa
Kain tenun Tembe Nggoli dengan motif Nggusu Upa menggunakan warna merah muda dari benang Nggoli sebagai warna dasar kain, untuk warna motif menggunakan warna kuning dari benang emas. Warna kuning dari benang emas kain ini lebih menonjol jika dipadukan dengan warna merah muda.
B. Makna Simbolis Motif Nggusu Upa
Kain tenun Tembe Nggoli Nggusu Upa adalah dihitung dari banyaknya jumlah sudut dari motif tersebut yaitu segi empat dalam bahasa Dompu disebut Nggusu Upa. Motif Nggusu Upa memiliki makna simbolik adalah empat sifat utama yang harus dimiliki oleh seseorang yaitu suka membantu, jujur, berhati mulia, dan bekerja keras. Makna kain tenun motif Nggusu Upa menjelaskan karakter masyarakat Mbojo yaitu melambangkan sikap hidup jujur, suka membantu, berhati mulia, dan bekerja keras.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motif kain tenun Tembe Nggoli Nggusu Upa adalah sikap hidup jujur, suka membantu, berhati mulia, dan bekerja keras. Kain tenun Tembe Nggoli motif Nggusu Upa digunakan pada saat upacara pawai kerajaan maupun pawai budaya dan tarian daerah. Di bawah ini adalah gambar kain tenun Tembe Nggoli motif Nggusu Upa.
4. Motif Bunga Samobo
Nama motif ini diambil dari bentuk motif setangkai bunga atau dalam bahasa Dompu Bunga Satako yang diterapkan secara merebah di atas bentuk motif kotak-kotak yang berhimpitan secara harmonis dalam penerapannya. Motif ini memiliki filosofis pengharapan masyarakat, agar para pemakai hasil tenunan ini memiliki akhlak yang mulia bagaikan sekuntum bunga yang beraroma semerbak bagi masyarakat disekitarnya. Bentuk motif Bunga Samobo merupakan gabungan dari motif Bunga Samobo dan kotak-kotak, dimana terdapat setangkai bunga dan kotak-kotak yang terbentuk di atas kain tenun. Untuk penerapan pada motif pada kain tenun Tembe Nggoli Bunga Samobo adalah bentuk bunga dan kotak-kotak yang dibuat secara berurutan sehingga terlihatlah susunan yang harmonis dalam penerapannya.Ukuran yang diterapkan dalam pembuatan motif Bunga Samobo 15 cm untuk ukuran setangkai bunga dan motif kotak-kotak berukuran panjang 10 cm dan lebar 8 cm, namun ukuran pada bentuk motif kotak-kotak bisa lebih besar atau lebih kecil tergantung dari keharmonisan bentuk motif. Motif ini diterapkan pada keseluruhan bagian sarung secara menyebar.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motif Bunga Samobo terdiri dari dua bentuk motif, yaitu bentuk bunga dan kotak-kotak. Penerapan diawali dengan pembuatan pola dari susunan bunga sebagai pokok pola. Nama motif diambil mengikuti kepercayaan masyarakat Dompu dahulu yang artinya pengharapan bagi pemakai kain tenun ini memiliki akhlak yang mulia dan berguna bagi masyarakat disekitarnya.
A. Warna Motif Bunga Samobo
Kain tenun Tembe Nggoli motif Bunga Samobo menggunkan warna-warna cerah dari benang Nggoli sebagai warna dasar kain, untuk motifnya menggunakan benang perak sehingga warna dasar kain tidak terlalu menutupi warna motif pada kain tenun.
B. Makna Simbolik Motif Bunga Samobo
Makna simbolik dari kain tenun Tembe Nggoli Bunga Samobo adalah diambil dari bentuk motif tersebut yaitu setangkai bunga atau dalam bahasa Dompu Bunga satako dan perpaduan motif kotak-kotak yang berhimpitan, yaitu merupakan simbol pengharapan masyarakat, agar para pemakai atau pengguna kain tenun ini memiliki akhlak mulia bagaikan sekuntum bunga beraroma semerbak bagi masyarakat disekitarnya. Motif Bunga Samobo ini sebagai cerminan kehidupan masyarakat yang sejuk damai laksana rangkaian bunga yang sepanjang waktu menebar aroma semerbak bagi lingkungannya. Motif Bunga Samobo digunakan pada saat acara akad nikah yang digunakan oleh mempelai laki-laki dan digunakan sebagai rimpu bagi wanita untuk menutup aurat. Makna dari motif kain tenun Tembe Nggoli Bunga Samobo merupakan simbol pengharapan agar memiliki akhlak mulia bagaikan sekuntum bunga beraroma semerbak bagi masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa makna simbolik dari motif kain tenun Tembe Nggoli Bunga Samobo adalah agar pemilik atau yang menggunakan kain tenun tersebut memiliki akhlak yang mulia bagaikan sekuntum bunga beraroma semerbak bagi masyarakat. Di bawah ini adalah penerapan kain motif Bunga Samobo pada Rimpu Mpida.
Refrensi :
Mar’Atun Sholihah,2016, Kerajinan Tenun Tembe Nggoli Di Desa Ranggo, Kecamatan Pajo, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, Sekripsi, UNY : Yogyakarta