Mengenal Patu Mbojo atau Pantun Mbojo, Bima-Dompu NTB
Dalam sastra Mbojo, selain terdapat karya sastra seperti dongeng juga terdapat bentuk-bentuk karya sastra puisi. Seperti pantun, sair, mantera, prosa liris dll. Pantun dalam Bahasa Mbojo disebut Patu, adalah salah satu bentuk puisi dalam sastra Mbojo yang bentuknya hampir sama dengan bentuk avair ataupun pantun dalam sastra Indonesia. Pemanfaatannyapun sama dengan pemanfaatan pantun dalam sastra Indonesia. Ada yang dimanfaatkan untuk memberikan nasehat. mengungkapkan rasa kagum, menyindir, dan lain-lain.
A. Persajakan "Patu Mbojo"
Walaupun manfaat"Patu"dalam Bahasa (Nggahi Mbojo) sama dengan manfaat Pantun/syair dalam sastra Indonesia, namun dari segi bentuk keduannya memiliki sedikit perbedaan. Perhatikan salah satu bentuk "Patu Mbojo" berikut:
Teka ku doro Londo mbali sari
Londo mbali sari batu nggahi la saro
Batu cau ro ne'e wati bade doro mana'e
Keindahan bahasa Patu Mbojo" di atas tidak terletak pada pola sajak akhiryang sama ataupun sajak selang. Tetapi keindahan bahasa patu banyak dipengaruhi oleh rima yang ada dalam satu baris. Dari contoh "Patu Mbojo" di atas dapat dilihat bunyi sebagai berikut:
Baris 1 : Doro - sari
Baris 2: Sari - saro
Baris 3: Ne'e - Na'e
Keindahanan bahasa dalam "Patu Mbojo" juga didukung oleh perulangan kata dalam satu bait. Perhatikan "Patu Mbojo" berikut:
Aina mbou ba loamu sambea
aina hodi ba loamu sahada
niki padasa niki mai kai dosa
Ina-ina aina pana made
kone ma made sakola wa'u mada
kombi ka/oa pa nenti patalo
kombi kaambi pa doho tanggu amba.
Pada baris pertama patu (1) terdapat kata "Aina" dan "loamu" dan "Made" pada baris pertama yang diulang pada baris kedua dan kata "kombi" pada baris ketiga yang diulang pada baris keempat.
B. Jumlah baris Patu Mbojo
Jumlah baris "Patu Mbojo" berkisar antara tiga sampai empat baris, misalnya:
Ando da ra laoku lamba
Laoku lamba wa'a ni'u salemba
Watiwara rona kane'e kai ba ruma
Ando da ra laoku panati
Laoku panati kai pidu lela nota nota
Pidu lela nawau ra si'i kaleli
Buneku da si'i labo ita nggahi di sa'e
C. Ciri-ciri Patu Mbojo
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pantun Bima dan Dompu (Patu Mbojo), mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
- Tidak terdapat sampiran seluruh baris merupakan isi.
- Keindahan bahasanya tidak terletak pada sajak akhir tetapi keindahan bahasanya didukung oleh rima dalam satu baris dan perulangan kata dalam satu bait.
- Jumlah barisnya berkisar antara tiga sampai empat baris.
Mengenal Jenis-Jenis Patu dalam Sastra Mbojo
Seperti halnya pantun dalam sastra Indonesia, patu dalam sastra Mbojo dibedakan berdasarkan isinya yaitu,
A. Pantun Agama (Dali)
Aina mbou ba /oamu sambea
Aina hodi ba /oamu sahada
Niki pada niki maikai dosa
B. Pantun Muda-Mudi (sampela)
Ntika au ntika dou dinggomi
Honggo ma kariti rawe bune roti
Rawe bune bo/u mawanta dou kau bola
C. Pantun Beriba Hati
Susa /ala ngge tao ina cempe
Mbei'na aha ringa nggahi ma iha
Mada ma hengge rundu mbeina hanggu
D. Pantun Jenaka
Au rawimu dimoda kai sarowamu?
Ra /aoku ta'i di jambata to'i
Poku la mada sarowa wa'ura moda
Khusus pantun teka-teki tidak terdapat dalam sastra Mbojo yang ada hanya teka-teki semacam pengibaratan yang menggunakan bahasa kias. Teka-teki digunakan untuk menguji kepekaan seseorang dan juga untuk hiburan atau melepaskan lelah sehabis bekerja. Untuk berteka-teki ini dibutuhkan sekurang-kurangnya dua orang. Satu orang yang membawakan teka-teki dan yang lain memberikan jawaban. Misal:
A: "Pasapu ruma da wa'u dibeca, au pehemu?"
B: "Ro'o nta/a"
Terjemahan :
A:" Sapu tangan Tuhan yang tidak bisa dibasahi, apa jawabanmu?"
B:" Daun Talas
A: "Ompu mbuku ma ndende simi. Au pehem?"
B: "Wua hawi !
Terjemahan :
A: "Kakek bangkok yang lama menyelam, apa jawabanmu?"
B :"Kail (Mata Pancing) !"
Memahami lsi "Patu" dalam Sastra Mbojo
Perhatikan kembali "Patu" di bawah ini !
Aina mbou ba /oamu sambea
Aina hodi ba /oamu sahada
Niki padasa niki mai kai dosa
Terjemahan kata demi kata:
aina = Jangan
Mbou = berlangga
ba = karena
loamu = Pintar/bisa
Sambea = Sembahyang
Hodi = Lompat - lompat karena senang
Sahada = Syahadat
Niki =Tiap
Padasa =Jeding (Tempat berwudu)
Mai = Datang/mendatangkan
Kai = Kata tambahan
Dosa =Dosa
Terjemahan bebas:
Jangan bangga karena kamu bisa sembahyang
Jangan terlalu gembira karena kamu bisa sahadat
Pada setiap padasan kamu bisa mendatang dosa.
Pesan yang terkandung dalam"Patu"di atas adalah:
Agar kita jangan berbuat ria (sombong)
Dalam beribadah kepada Tuhan.
Karena hal itu bisa berdosa
Lao la ari tapa ao ba ura
lao la ira ta ao ba apu
apu di cela mode di gande cili
Terjemahan kata demi kata:
lao = pergi
la = ke
ari = menunjuk arah
tapa ao = dihadang/menghadang
ba = oleh
ura = hujan
ipa = seberang laut
dicela = ditepis/dilerai/kibas
mode = kekasih
digande = dibonceng / digandeng
cili = sembunyi
Terjemahan bebas:
Pergi ke kota dihadangkan oleh hujan
Pergi kesebarang dihadang oleh kabut
Kabut ditepis kekasih dilindungi
Nilai yang terkandung di dalamnya yakni: Demi cinta segala tantangan siap dihadapi
Menulis Patu Mbojo
Hal-haI yang perlu diperhatikan dalam menulis/membuat Patu Mbojo.
- Menentukan tema dan tujuan Patu Mbojo. Misalnya: temannya tentang agama dengan tujuan mengajak orang lain untuk berbuat kebaikan.
- Menentukan pesan yang ingin disampaikan. Misalnya : dalam beribadah kepada Tuhan jangan riya/sombong sebab hal itu dosa.
- Memilih kata-kata yang seirama untuk mendukung rima.
Misalnya:
- Kata "ari" bisa seirama dengan kata-kata: ara, are, aru, iri, ira, uri, ura, ero, eri, oru, oro, ori, ore, ka'uru, kaore, ka'ere, dan lain-lain.
- Kata " Kanta" bisa seirama dengan kata-kata : Kanta, kanti, kate, kenta, kento, konta, kontu, konte, kakento, kakento dan lain - lain.
Contoh penggunaan dalam kalimat:
Ari - ari ta lao aka uma ori
Lao aka uma ori tapa ao ba ura
Wa'ura katanku lao aka kanto
Lao aka kanto labo angi ma kente
Kata-kata di atas hanya sebagaian kecil dari kata-kata yang seirama. Semua kata dalam bahasa Bima bisa seirama misalnya: lao, lai, lua, lia, rata, roti, rutu, rato, dan lain-lain. Perhatikan kata-kata yang dicetak miring pada setiap baris pantun berikut:
Ngomi ma lao labo ade lalai
Nami mamidi labo ade samada
Ncengga ro ngina hali be da nangi
Dikutip dari Buku Muatan Lokal Kela X Etnis Mbojo, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat